Sekilas Makassar
Untuk “sebagian” orang mendengar kata Makassar, “mungkin” langsung terbersit dipikirannya demo anarkis, banyak tindak kriminal, kasar dan semacamnya. Atau mungkin ada yang berencana ke Makassar langsung membatalkan karena Makassar dinilai tidak aman. Apapun itu yang jelas untuk “sebagaian” menggap bahwa Makassar mempunyai citra yang negatif.
Berada pada
kawasan pantai datar yang sering terkena hembusan angin sepoi-sepoi menjadikan
Makassar sering dijuluki sebagai kota Anging Mamiri. Dengan kata lain, wilayah
kota Makassar berada koordinat 119 derajat bujur timur dan 5,8 derajat lintang
selatan dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan
laut. Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 - 5
derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai.Tallo yang bermuara
di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas
wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 Km2 daratan dan
termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang lebih
100 Km². Jumlah kecamatan di kota Makassar sebanyak 14 kecamatan dan memiliki
143 kelurahan. Diantara kecamat-an tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan
dengan pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah, Tallo,
Tamalanrea dan Biringkanaya. (dikutip dari makassarkota.go.id )
Awal Kota dan
bandar makassar berada di muara sungai Tallo dengan pelabuhan niaga kecil di
wilayah itu pada penghujung abad XV. Sumber-sumber Portugis memberitakan, bahwa
bandar Tallo itu awalnya berada dibawah Kerajaan Siang di sekitar Pangkajene,
akan tetapi pada pertengahan abad XVI, Tallo bersatu dengan sebuah kerajaan
kecil lainnya yang bernama Gowa, dan mulai melepaskan diri dari kerajaan Siang,
yang bahkan menyerang dan menaklukan kerajaan-kerajaan sekitarnya. Akibat
semakin intensifnya kegiatan pertanian di hulu sungai Tallo, mengakibatkan
pendangkalan sungai Tallo, sehingga bandarnya dipindahkan ke muara sungai
Jeneberang, disinilah terjadi pembangunan kekuasaan kawasan istana oleh para
ningrat Gowa-Tallo yang kemudian membangun pertahanan benteng Somba Opu, yang
untuk selanjutnya seratus tahun kemudian menjadi wilayah inti Kota Makassar.
Prestasi Makasar : Makassar Bisa
Tonji
Dalam sejarah panjang Kota
Makassar telah banyak menuai prestasi dari berbagai sektor. Salah satu prestasi
yang baru didapatkan yakni Makassar didaulad sebagai Kota dengan udara
terbersih se-Asia Tenggara dari penghargaan Asean Environmentally Suistainable
Cities (ESC) Award yang diserahkan Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya
di Nusa Dua Bali. Hal lain yang juga membanggakan adalah banyak tokoh-tokoh
yang berkiprah dikanca Nasional berasal dari Makassar. Abraham Samad misalnya.
Ketua KPK yang selama ini tak henti-hentinya membasmi korupsi di Indonesia merupakan salah satu
putra terbaik Makassar. Dan tokoh lain yang juga cukup membanggakan adalah
Bapak Jusuf Kalla yang merupakan mantan wakil presiden Republik Indonesia yang
juga merupakan Bapak PMI Indonesia dan sering juga terlibat dalam perdamaian
beberapa tempat bentrok suku di Indonesia. Selain itu, dulu santer terdengar
kabar bahwa Jika suatu saat nanti posisi Jakarta sebagai Ibukota Negara
tergantikan, maka Kota Makassar masuk sebagai 2 besar nominator kota yang akan
menggantikan posisi Ibukota Negara . Hal ini membuktikan bahwa Makassar juga
layak diperhitungkan sebagai Kota Metropolitan yang memiliki pengaruh besar di
Indonesia.
Pariwisata : Datang, Nikmati, dan
Ceritakanlah
Untuk urusan Pariwisata
Makassar juga tak boleh dipandang sebelah mata. Di Makassar banyak objek-objek
wisata yang dapat kita kunjungi. Untuk wisata kota misalnya, kita dapat mengunjungi
Benteng Fort Rotterdam, salah satu
benteng bersejarah di Sulawesi Selatan yang
merupakan peninggalan sejarah Kesultanan Gowa yang sempat berjaya sekitar abad
ke-17. Didalam Benteng Fort Rotterdam kita dapat melihat kemegahan
bangunan-bangunan semi klasik yang masih kokoh berdiri. Selain itu didalam
benteng terdapat museum La Galigo yangmana pada museum ini memamerkan beragam
benda-benda pusaka khas Makassar zaman dulu, diorama adat-adat khas Makassar, diorama
sejarah Kota Makassar dan masih banyak lagi.
Selain
Benteng Fort Rotterdam, tak jauh dari situ kita dapat mengunjungi indahnya
pemandangan dan sejuknya angin sepoi-sepoi khas kota anging mamiri yaitu di
Pantai Losari Makassar. Pantai yang telah menjadi salah satu Ikon Kota Makassar
ini merupakan salah satu objek wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan.
Dari Pantai Losari kita bisa melihat
pemandangan laut dengan pulau-pulau sekitarnya. Selain itu pemadangan Pantai
Losari akan tampak lebih indah dikala sore hari yangmana indahnya sunset akan
terpampang jelas dianjungannya. Dan tak kalah asyiknya disekitar pantai juga
terdapat beragam kuliner khas Makassar yang patut dicoba. Untuk itu banyak yang
mengatakan tak lengkap rasanya bila ke Makassar tidak berkunjung ke Pantai
Losari.
Beralih
ke Wisata Bahari, Kota Makassar juga memiliki pesona tersendiri untuk menampilkan
eksotika dari pulau-pulau yang ada di sekitarnya. Mari kita lihat eksotika dari Pulau Samalona. Begitu memasuki pulau, kita sudah
disuguhkan dengan beningnya air laut sehingga kita tak usah repot-repot
menyelam untuk menikmati keindahan terumbuhkarang lautan, ditambah dengan
hamparan pasir putih yang seolah memanggil dari jauh. Di Pulau Samalona sendiri
disediakan fasilitas untuk diving melihat terumbu karang yang berada disekitar
Pulau Samalona. Dan tak boleh terlewatkan ketika sore hari, pantulan sinar
orange terlihat sangat indah luarbiasa sehingga tak boleh untuk dilewatkan. Selain
Pulau Samalona, Makassar juga masih memiliki kurang lebih 12 pulau yang
keindahan dan keeksotikannya menyamai bahkan melebihi dari Pulau Samalona.
Kuliner : Ikan Bakar Khas
Makassar masih yang paling ter- ENAK
Kurang lengkap rasanya bila
berkunjung ke Makassar tanpa menyantap lezatnya kuliner khas Kota Maritim. Ikan
Bakar salah satunya. Mengutip perkataan dari si Raja Maknyuss, Pak Bondan
Winarno ketika mengunjungi Makassar dan menyantap ikan bakar, Ia mengatakan
bahwa untuk ikan bakar maupun makanan seafood lainnya Makassar memang paling
enak dan paling segar. Bagaimana tidak berada di daerah yang kaya akan potensi
laut menyebabkan banyaknya hasil laut yang masih segar utnuk itu Makassar memang layak untuk disebut sebagai Raja Masakan Seafood. Ikan
Bakar dapat kita temui dihampir semua rumah makan khas Makassar. Disajikan dengan
aneka sambel seperti sambel raca’ mangga (rica-rica mangga), sambal tomat, sambal terasi dan
semacamnya menambah cita rasa lezat dan segar dari ikan bakar.
Selain
Ikan Bakar, tak lengkap juga ke Makassar tanpa mencoba coto Makassar. Kuliner yang
bahkan telah dibuat menjadi salah satu rasa dari produk mie instant ini memang
memiliki cita rasa yang khas. Rasa gurih dari kuah dan empuknya daging sangat
menggugah selerah.
Citra Positif dan Citra Negatif,
Siapa Peduli ?
Untuk “sebagian” orang mendengar kata Makassar, “mungkin” langsung terbersit dipikirannya demo anarkis, banyak tindak kriminal, kasar dan semacamnya. Atau mungkin ada yang berencana ke Makassar langsung membatalkan karena Makassar dinilai tidak aman. Apapun itu yang jelas untuk “sebagaian” menggap bahwa Makassar mempunyai citra yang negatif.
Sebagai
contoh sewaktu saya mengikuti salah satu even di Jakarta, ketika teman saya
dari Palembang mengetahui saya dari Makassar dia langsung berkata, Makassar itu
yang sering demo anarkis yah ? dan saya menjawab “ah masa sih” untuk menepis
tuduhannya. Hal itu menandakan bahwa cap sebagai kota kasar telah melekat pada
Makassar
Menanggapi
hal ini, saya sebagai penulis sangat menyayangkan akan citra tersebut. Tapi
sebelumnya, mari kita terlusuri dan cari akar mula mengapa Makassar bisa mendapat
citra sedemikian negatifnya. Salah satu sumbernya adalah dari sebuah
penyampaian informasi yang sangat akurat yang dinamakan MEDIA MASSA. Selama ini media terlalu mengekspose berita
yang sesugguhnya merupakan hal yang tidak usah terlalu digembor-gemborkan. Toh
selama ini masih banyak juga kota-kota lain yang demonya masih lebih
parah dari Makassar yang tidak terlalu diekspose. Bahkan ada di beberapa kota
di Indonesia bukan lagi mahasiswanya yang demo, para pelajar-pelajar yang masih
bersekolah pun melakukan tawuran yang sangat merugikan masyarakat yang jarang juga
diekspose. Selama ini media telah
berhasil mencitrakan sesuatu termasuk mencitrakan Makassar sebagai kota kasar. Padahal
Makassar tidak seperti itu sebenarnya.
Untuk
itu saya sangat menghimbau agar kiranya kita tak usah terlalu terpaku dan
terpancing pada media saat ini. Kalau toh media terus menggembor-gemborkan
citra negatif, mengapa tidak kita menggembor-gemborkan juga citra positif
Makassar melalui media dengan melakukan beragam hal positif di Makassar. Sejata
makan tuan ceritanya. Biar citra yang terbentuk sudah sejak lama itu, bisa
tergantikan dengan citra positif yang lebih baik. Dan dari orang Makassar sendiri jangan mudah
terpancing dengan isu yang dibuat media. Kalau mau, buat orang di luar Makassar
mau datang langsung ke Makassar dan menyaksikan sendiri bagaimana kota Makassar
itu sebetulnya.
Bercermin
kembali pada pengalaman saya ketika seorang teman dari Jogja datang berkunjung
ke Makassar untuk mengikuti salah satu even di Makassar. Dia sangat heran
melihat kondisi Makassar yang asri, tenang, dan tentram. Jauh dari apa yang dia
bayangkan. Bahkan penduduknya pun ramah-ramah dan baik-baik, tanpa saya menyapa
duluan mereka sudah menyapa duluan. Bahkan keadaan ini sangat berbeda dengan
kota-kota lain yang saya kunjungi yang orang-orang sibuk untuk menyapa bahkan bercengkrama.