Rabu, 28 November 2012 0 komentar

INILAH MAKASSAR : KENALI DULU BARU BICARA

Sekilas Makassar




Berada pada kawasan pantai datar yang sering terkena hembusan angin sepoi-sepoi menjadikan Makassar sering dijuluki sebagai kota Anging Mamiri. Dengan kata lain, wilayah kota Makassar berada koordinat 119 derajat bujur timur dan 5,8 derajat lintang selatan dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut. Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 - 5 derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai.Tallo yang bermuara di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 Km2 daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang lebih 100 Km². Jumlah kecamatan di kota Makassar sebanyak 14 kecamatan dan memiliki 143 kelurahan. Diantara kecamat-an tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea dan Biringkanaya. (dikutip dari makassarkota.go.id )

Awal Kota dan bandar makassar berada di muara sungai Tallo dengan pelabuhan niaga kecil di wilayah itu pada penghujung abad XV. Sumber-sumber Portugis memberitakan, bahwa bandar Tallo itu awalnya berada dibawah Kerajaan Siang di sekitar Pangkajene, akan tetapi pada pertengahan abad XVI, Tallo bersatu dengan sebuah kerajaan kecil lainnya yang bernama Gowa, dan mulai melepaskan diri dari kerajaan Siang, yang bahkan menyerang dan menaklukan kerajaan-kerajaan sekitarnya. Akibat semakin intensifnya kegiatan pertanian di hulu sungai Tallo, mengakibatkan pendangkalan sungai Tallo, sehingga bandarnya dipindahkan ke muara sungai Jeneberang, disinilah terjadi pembangunan kekuasaan kawasan istana oleh para ningrat Gowa-Tallo yang kemudian membangun pertahanan benteng Somba Opu, yang untuk selanjutnya seratus tahun kemudian menjadi wilayah inti Kota Makassar.
 


Prestasi Makasar : Makassar Bisa Tonji

Dalam sejarah panjang Kota Makassar telah banyak menuai prestasi dari berbagai sektor. Salah satu prestasi yang baru didapatkan yakni Makassar didaulad sebagai Kota dengan udara terbersih se-Asia Tenggara dari penghargaan Asean Environmentally Suistainable Cities (ESC) Award yang diserahkan Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya di Nusa Dua Bali. Hal lain yang juga membanggakan adalah  banyak tokoh-tokoh yang berkiprah dikanca Nasional berasal dari Makassar. Abraham Samad misalnya. Ketua KPK yang selama ini tak henti-hentinya membasmi  korupsi di Indonesia merupakan salah satu putra terbaik Makassar. Dan tokoh lain yang juga cukup membanggakan adalah Bapak Jusuf Kalla yang merupakan mantan wakil presiden Republik Indonesia yang juga merupakan Bapak PMI Indonesia dan sering juga terlibat dalam perdamaian beberapa tempat bentrok suku di Indonesia. Selain itu, dulu santer terdengar kabar bahwa Jika suatu saat nanti posisi Jakarta sebagai Ibukota Negara tergantikan, maka Kota Makassar masuk sebagai 2 besar nominator kota yang akan menggantikan posisi Ibukota Negara . Hal ini membuktikan bahwa Makassar juga layak diperhitungkan sebagai Kota Metropolitan yang memiliki pengaruh besar di Indonesia.
 
Pariwisata : Datang, Nikmati, dan Ceritakanlah


Untuk urusan Pariwisata Makassar juga tak boleh dipandang sebelah mata. Di Makassar banyak objek-objek wisata yang dapat kita kunjungi. Untuk wisata kota misalnya, kita dapat mengunjungi  Benteng Fort Rotterdam, salah satu benteng  bersejarah di Sulawesi Selatan yang merupakan peninggalan sejarah Kesultanan Gowa yang sempat berjaya sekitar abad ke-17. Didalam Benteng Fort Rotterdam kita dapat melihat kemegahan bangunan-bangunan semi klasik yang masih kokoh berdiri. Selain itu didalam benteng terdapat museum La Galigo yangmana pada museum ini memamerkan beragam benda-benda pusaka khas Makassar zaman dulu, diorama adat-adat khas Makassar, diorama sejarah Kota Makassar dan masih banyak lagi. 



                Selain Benteng Fort Rotterdam, tak jauh dari situ kita dapat mengunjungi indahnya pemandangan dan sejuknya angin sepoi-sepoi khas kota anging mamiri yaitu di Pantai Losari Makassar. Pantai yang telah menjadi salah satu Ikon Kota Makassar ini merupakan salah satu objek wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan. Dari Pantai  Losari kita bisa melihat pemandangan laut dengan pulau-pulau sekitarnya. Selain itu pemadangan Pantai Losari akan tampak lebih indah dikala sore hari yangmana indahnya sunset akan terpampang jelas dianjungannya. Dan tak kalah asyiknya disekitar pantai juga terdapat beragam kuliner khas Makassar yang patut dicoba. Untuk itu banyak yang mengatakan tak lengkap rasanya bila ke Makassar tidak berkunjung ke Pantai Losari. 

                Beralih ke Wisata Bahari, Kota Makassar juga memiliki pesona tersendiri untuk menampilkan eksotika dari pulau-pulau yang ada di sekitarnya. Mari kita lihat eksotika dari Pulau Samalona. Begitu memasuki pulau, kita sudah disuguhkan dengan beningnya air laut sehingga kita tak usah repot-repot menyelam untuk menikmati keindahan terumbuhkarang lautan, ditambah dengan hamparan pasir putih yang seolah memanggil dari jauh. Di Pulau Samalona sendiri disediakan fasilitas untuk diving melihat terumbu karang yang berada disekitar Pulau Samalona. Dan tak boleh terlewatkan ketika sore hari, pantulan sinar orange terlihat sangat indah luarbiasa sehingga tak boleh untuk dilewatkan. Selain Pulau Samalona, Makassar juga masih memiliki kurang lebih 12 pulau yang keindahan dan keeksotikannya menyamai bahkan melebihi dari Pulau Samalona.
 

Kuliner : Ikan Bakar Khas Makassar masih yang paling ter- ENAK

  Kurang lengkap rasanya bila berkunjung ke Makassar tanpa menyantap lezatnya kuliner khas Kota Maritim. Ikan Bakar salah satunya. Mengutip perkataan dari si Raja Maknyuss, Pak Bondan Winarno ketika mengunjungi Makassar dan menyantap ikan bakar, Ia mengatakan bahwa untuk ikan bakar maupun makanan seafood lainnya Makassar memang paling enak dan paling segar. Bagaimana tidak berada di daerah yang kaya akan potensi laut menyebabkan banyaknya hasil laut yang masih segar utnuk itu Makassar memang layak untuk disebut sebagai Raja Masakan Seafood. Ikan Bakar dapat kita temui dihampir semua rumah makan khas Makassar. Disajikan dengan aneka sambel seperti sambel raca’ mangga (rica-rica mangga), sambal tomat, sambal terasi dan semacamnya menambah cita rasa lezat dan segar dari ikan bakar.

                Selain Ikan Bakar, tak lengkap juga ke Makassar tanpa mencoba coto Makassar. Kuliner yang bahkan telah dibuat menjadi salah satu rasa dari produk mie instant ini memang memiliki cita rasa yang khas. Rasa gurih dari kuah dan empuknya daging sangat menggugah selerah.



Citra Positif dan Citra Negatif, Siapa Peduli ?


Untuk “sebagian” orang mendengar kata Makassar, “mungkin” langsung terbersit dipikirannya demo anarkis, banyak tindak kriminal, kasar dan semacamnya. Atau mungkin ada yang berencana ke Makassar langsung membatalkan karena Makassar dinilai tidak aman. Apapun itu yang jelas untuk “sebagaian” menggap bahwa Makassar mempunyai citra yang negatif.

                Sebagai contoh sewaktu saya mengikuti salah satu even di Jakarta, ketika teman saya dari Palembang mengetahui saya dari Makassar dia langsung berkata, Makassar itu yang sering demo anarkis yah ? dan saya menjawab “ah masa sih” untuk menepis tuduhannya. Hal itu menandakan bahwa cap sebagai kota kasar telah melekat pada Makassar

                Menanggapi hal ini, saya sebagai penulis sangat menyayangkan akan citra tersebut. Tapi sebelumnya, mari kita terlusuri dan cari akar mula mengapa Makassar bisa mendapat citra sedemikian negatifnya. Salah satu sumbernya adalah dari sebuah penyampaian informasi yang sangat akurat yang dinamakan MEDIA MASSA.  Selama ini media terlalu mengekspose berita yang sesugguhnya merupakan hal yang tidak usah terlalu digembor-gemborkan. Toh selama ini masih banyak juga kota-kota lain yang demonya masih lebih parah dari Makassar yang tidak terlalu diekspose. Bahkan ada di beberapa kota di Indonesia bukan lagi mahasiswanya yang demo, para pelajar-pelajar yang masih bersekolah pun melakukan tawuran yang sangat merugikan masyarakat yang jarang juga diekspose.  Selama ini media telah berhasil mencitrakan sesuatu termasuk mencitrakan Makassar sebagai kota kasar. Padahal Makassar tidak seperti itu sebenarnya.

                Untuk itu saya sangat menghimbau agar kiranya kita tak usah terlalu terpaku dan terpancing pada media saat ini. Kalau toh media terus menggembor-gemborkan citra negatif, mengapa tidak kita menggembor-gemborkan juga citra positif Makassar melalui media dengan melakukan beragam hal positif di Makassar. Sejata makan tuan ceritanya. Biar citra yang terbentuk sudah sejak lama itu, bisa tergantikan dengan citra positif yang lebih baik.  Dan dari orang Makassar sendiri jangan mudah terpancing dengan isu yang dibuat media. Kalau mau, buat orang di luar Makassar mau datang langsung ke Makassar dan menyaksikan sendiri bagaimana kota Makassar itu sebetulnya.
                Bercermin kembali pada pengalaman saya ketika seorang teman dari Jogja datang berkunjung ke Makassar untuk mengikuti salah satu even di Makassar. Dia sangat heran melihat kondisi Makassar yang asri, tenang, dan tentram. Jauh dari apa yang dia bayangkan. Bahkan penduduknya pun ramah-ramah dan baik-baik, tanpa saya menyapa duluan mereka sudah menyapa duluan. Bahkan keadaan ini sangat berbeda dengan kota-kota lain yang saya kunjungi yang orang-orang sibuk untuk menyapa bahkan bercengkrama.

 




 
;